Situs & Jejak Peninggalan Turki Utsmani d Nusantara – 1

Sejak abad ke-16 Turki Utsmani telah menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Upaya pertama kali hubungan terjalin pada saat Turki Utsmani mulai mengirimkan armada ke Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1566 dalam rangka menghalau misi penjajahan Portugis di Selat Malaka. Hubungan diplomatik ini lantas berlanjut di abad-abad berikutnya ke berbagai wilayah di Nusantara lainnya. Hingga hari ini terdapat banyak jejak dan bukti peninggalan Turki Utsmani di Nusantara, baik di Indonesia, Singapura, Malaysia hingga Thailand.

Desa Bitay & Makam Tgk. Di Bitay Desa Bitay merupakan situs jejak Turki Utsmani di Nusantara yang paling terkenal. Pada situs ini terdapat makam Salahuddin Sultan Aceh yang memerintah pada 1530-1539 M. Ia merupakan sahabat baik dari Muthalib Ghazi bin Mustafa Ghazi yang diutus Sultan Selim II bersama dengan dua kapal perang dan 500 personil lainnya ke Aceh. Desa Bitay yang terletak di daerah Emperom, Banda Aceh. Desa ini merupakan salah satu situs penting Turki Utsmani yang berada di Asia Tenggara. Juga pernah dikunjungi oleh Wakil Perdana Menteri Turki 2017 silam.

Makam Syekh Baba Daud Ar- Rumi Baba Daud Ar-Rumi merupakan ulama Turki Utsmani yang bermukim di Aceh. Ia diyakini hidup di Aceh antara tahun 1650 hingga 1750 masehi. Beliau merupakan murid ulama Aceh Abdurrauf As-Singkili (Syiah Kuala). Bersama gurunya ia mendirikan lembaga pendidikan bernama Dayah Manyang Leupue di Banda Aceh. Salah satu karyanya yang terkenal adalah kitap fiqih Arab Jawi yang bernama Masailal Muhtadi li Ikhwanil Mubtadi, yang mana hingga hari ini kitap ini masih dipelajari di berbagai lembaga pendidikan Islam di dunia Melayu.

Makam Panglima Nyak Dum Panglima Nyak Dum diutus Sultan Iskandar Muda sebagai duta ke Turki Utsmani. Menjalin kerjasama pertahanan dan mendapat bantuan militer untuk memerangi Portugis di Selat Malaka. Ia dikenal sebagai pemimpin sepuluh orang Laskar kerajaan Aceh yang berangkat ke Turki untuk menjalankan misi ‘Meriam Lada Sicupak’. Kisah Panglima Nyak Dum sudah menjadi legenda dalam sejarah Aceh. Keberangkatannya ke negeri Rum (Turki) diabadikan oleh masyarakat Aceh dalam syair:

Deungo lon kisah Panglima Nyak Dum U Nanggroe Rum (Turki) troh geu bungka Meuriam lada sicupak troh geupuwoe Geupeujaroe bak Po Meukuta

Kami Kisahkan tentang Panglima Nyak Dum, Ke Negri Rum (Turki) Ia Tiba Dibantu meriam oleh Ottoman yang Agung Dipersembahkan ke bumi Iskandar

Tuğra di Gerbang dan Mihrab Masjid Agung Surakarta Mihrab ini merupakan Hadiah Sultan Abdulhamid II kepada pemimpin Kasunan Surakarta Pakubuwana X. Di tengah-tengah mihrab yang berbentuk bulan sabit ini terdapat ukiran Tughra (kaligrafi stempel resmi Kesultanan Utsmani). Mihrab ini hingga hari ini masih berdiri kokoh pada mesjid Agung Kraton Surakarta. Hubungan korespondensi antara dua pemerintahan ini juga di buktikan oleh surat ucapan belasungkawa kepada Sultan Abdulhamid II usai selamat dari upaya pembunuhan dan kudeta pada tahun 1905 dari kasunan Surakarta Pakubuwana X.

Masjid Bang Uthit Bangkok Mesjid Bang Uthit merupakan sebuah bangunan bersejarah yang menunjukkan hubungan Ummat muslim Thailand dengan Utsmani. Ketika Sultan Abdulhamid II mengajak seruan tentang persatuan ummat Islam (ittihadul islam) di Dunia. Kerajaan Siyam Thailand ikut mengabulkan seruan tersebut. Atas pengkabulan tersebut, Sultan Abdulhamid mengirimkankan sebuah Lambang Kesultanan Utsmani kepada kerajaan Siyam. Hingga hari ini ukiran logo tersebut masih terdapat pada mesjid Bang Uthit.

Makam Diraja Johor Telok Blangah Pemakaman ini merupakan pemakaman keluarga kerajaan Johor yang berada di Singapura. Ada dua tokoh penting dari Turki yang dimakamkan di tempat ini, yaitu Konsul Utsmani yang bernama Ataullah Ahmed Efendi dan Istri Raja Johor yang berketurunan Utsmani yang bernama Putri Khadijah. Ataullah Ahmed Efendi adalah seorang pejabat Turki yang dikirimkan oleh Sultan Abdulhamid II sebagai konsul Utsmani pada tanggal 16 November 1901 menggantikan konsul kehormatan Utsmani sebelumnya Seyyid Muhammed El-Sakkaf yang merupakan perdagang dari Hadramaut.

Selama menjabat sebagai konsul, Ataullah menjalin hubungan dengan baik dengan pemerintahan setempat terutama dengan Kerajaan Johor. Ataullah tidak lama bertugas sebagai konsul sebab beliau meninggal pada 11 November 1903 karena peristiwa kecelakaan kereta kuda. Hingga hari ini masih terdapat tulisan Turki Utsmani yang menjelaskan informasi singkat sosok Ataullah Ahmed Efendi di makamnya.

Putri Khadijah merupakan istri seorang Raja Johor Sultan Abu Bakar. Pernikahan ini bermula dari kunjungan Sultan Abu Bakar ke Istanbul tahun 1879. Setelah kunjungan tersebut Sultan Abdulhamid II menghadiahkan seorang putri kerajaan yang bernama Khadijah. Sultan Abu Bakar menikahi putri Khadijah tahun 1893 di Istana Zahra. Dan putri Khadijah pun menjadi ratu kerajaan Johor. Selain itu Raja Johor juga menghadiahkan Istana Woodneuk kepadanya pada tahun 1894. Namun Ia meninggal pada tanggal 1 Februari 1904.

Artikel Terbaru

Artikel Terkait