Arap Camii: Masjid Pertama di Kota Konstantinopolis

Oleh : Taufiq Kurniawan, M.A.

Alumni Pasca Sarjana Marmara University, Jurusan Sejarah Islam

Arap Camii (Masjid Jami’ Arab) merupakan sebuah masjid yang dibangun oleh seorang pangeran sekaligus panglima pasukan Islam dari Kekhalifahan Bani Umayyah yang bernama Maslamah Bin Abdulmalik pada tahun 715 Masehi. Pada bulan Zulhijjah tahun 95 H/ 15 Agustus 715 M, Maslamah Bin Abdulmalik memimpin sebuah pasukan dari darat dan laut untuk menaklukkan Kota Konstantinopolis.

Pada tahun pertama pengepungan kota tersebut, pasukan Maslamah hanya berhasil menaklukkan wilayah Galata yaitu wilayah seberang Teluk Goldern Horn dari benteng Konstantinopolis. Hasil usaha negosiasi antara Maslamah dan Kaisar Bizantium Leon, maka dibangunlah sebuah masjid yang bernama Arap Camii (Masjid Jami’ Arab) di wilayah Galata. Selama tujuh tahun usaha pengepungan Kota Konstantinopolis, pasukan muslim melakukan aktivitas ibadah di masjid ini.

Namun, ketika terjadinya pemberontakan di Kota Syam (ibu kota Kekhalifahan Bani Umayyah) para pasukan Islam pun terpaksa harus kembali ke Kota Syam untuk membantu mengamankan situasi. Dan Kekhalifahan Bani Umayyah pun gagal menaklukkan Kota Konstantinopolis.  Ketika pasukan Islam meninggalkan wilayah Galata, para pendeta dominikan mengubah masjid ini menjadi gereja dominikan. Bahkan para pendeta juga menambahkan menara lonceng di sudut masjid. Hingga penaklukan Konstantinopolis pada tahun 1453, bangunan ini digunakan sebagai gereja bangsa Latin dan bangsa Genova Italia yang berada di bawah naungan gereja katolik Romawi Barat.

Setelah penaklukan Konstantinopolis (Istanbul) pada tahun 1453 oleh Sultan Muhammad Al-Fatih, gereja tersebut kembali digunakan sebagai Masjid dengan nama yang sama yaitu “Arap Camii”. Dari sejak masa Penaklukan hingga hari ini, masjid ini sudah pernah mengalami beberapa kali restorasi. Restorasi terbesar dilakukan pada tahun 1731 akibat kebakaran, tepatnya pada masa Sultan Mustafa II berkuasa. Pada tahun 1868, masjid ini kembali mengalami restorasi.

Salah satu keunikan masjid ini adalah memiliki interior yang kebanyakannya terbuat dari kayu. Selain itu, masjid ini juga memiliki sebuah menara yang dulunya pernah digunakan sebagai menara lonceng gereja yang menyerupai menara-menara masjid di negeri Syam. Di halaman masjid juga terdapat sebuah makam, yang diketahui sebagai makam Maslamah Bin Abdulmalik yang meninggal pada tahun 739 Masehi.

kuburan Maslamah bin Abdulmalik

Walaupun Arap Camii dikenal sebagai masjid pertama yang dibangun di Kota Konstantinopolis pada tahun 715 M. Ada riwayat lain yang menyatakan bahwa Arap Camii merupakan sebuah masjid yang diubah dari gereja Mesa Domenko pada tahun 1475, tepatnya pada masa Sultan Muhammad Al-Fatih berkuasa. Menurut riwayat ini, sebelum penaklukan Konstantinopolis, belum pernah dibangun satu masjid pun di wilayah Galata.

Riwayat ini juga menunjukkan bahwasanya penamaan “Arap Camii” bersumber dari imigrasi bangsa Arab yang terdiri dari Bani Ahmar dan Bani Nasir yang terusir dari Kordoba (Spanyol) dan akhirnya mereka pun menetap di wilayah Galata. Sehingga masjid yang berada di wilayah Galata ini dikenal dengan nama “Arap Camii”. Selain itu, kesahihan akan keberadaan kuburan Maslamah Bin Abdulmalik di halaman masjid tersebut masih diperdebatkan. Sebab Maslamah Bin Abdulmalik meninggal di Kota Damaskus dan makam atas nama Maslamah Bin Abdulmalik yang dikenal sebagai salah seorang pangeran Kekhalifahan Bani Umayyah juga terdapat di Kota Syam.

Walaupun kedua riwayat ini memberikan informasi yang berbeda, namun fakta sejarah menunjukkan bahwa dari Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan hingga beberapa khalifah lain dari Bani Umayyah pernah beberapa kali berusaha untuk menaklukkan Kota Konstantinopolis. Dan pada hari ini Arap Camii masih berdiri di Kota Istanbul dan masih dikunjungi oleh banyak pengunjung.

Daftar Pustaka :

Hanoğlan Hacıvey, “Bir Emevi Valisi ve Komutanı: Mesleme b. Abdülmelik b. Mervan”,  İstem, Yıl:8, Sayı:15, 2010, s. 111-142.

Hasan Kurt, “Mesleme b. Abdülmelik”, TVD İslam Ansiklopedisi, Ankara: 2004, c. XXIX, s. 318-319.

Semavi Eyice, “Arap Camii”, TVD İslam Ansiklopedisi, Istanbul: 1991, c. III, s. 326-327.

Artikel Terbaru

Artikel Terkait