Mengenal Sistem Devşirme Pada Kesultanan Utsmani

Taufiq Kurniawan Penulis merupakan mahasiswa pascasarjana jurusan Sejarah Islam di Marmara Üniversitesi. Ia peneliti bidang sejarah pergerakan Islam di Indonesia.
 

Pada awal berdirinya Kesultanan Utsmani para abdi negara sepeti anggota militer dan para pegawai pemerintahan, direkrut dari para tawanan muda yang ditangkap selama penaklukan di berbagai wilayah musuh. Namun seiring dengan berkurangnya jumlah misi penaklukan yang di gencarkan, maka di bentuklah sistem perekrutan para abdi negara yang di kenal dengan nama Devşirme. Secara bahasa devşirme memiliki arti ”mengumpulkan”, secara istilah devşirme adalah perekrutan para calon abdi negara yang masih berusia remaja non-muslim dari berbagai wilayah kekuasaan Utsmani.

Sistem ini belum pernah diterapkan pada Pemerintahan Islam manapun kecuali Utsmani. Devşirme pertama kali di berlakukan pada masa Sultan Utsmani ke 5 yaitu yaitu Sultan Muhammad Çelebi (1413-1421) berkuasa, tetapi sistem ini disahkan secara undang-undang pada masa anaknya yaitu Sultan Murat II (1421-1451) berkuasa. Sistem devşirme diberlakukan sesuai dengan kebutuhan pasukan. Maka sistem ini biasanya diberlakukan setiap tiga, lima bahkan tujuh tahun sekali. Biasanya Komandan Yeniçeri (Yenicheri/ Infanteri Utsmani) mengajukan permohonan perekrutan pasukan kepada Dewan Kerajaan atau yang biasa disebut dengan nama Dîvân-ı Hümâyun, dengan persetujuan Sultan, Dewan Kerajaan memberlakukan sistem ini dengan mengirimkan pejabat pelaksana ke wilayah-wilayah yang dituju. Pejabat pelaksana yang akan turun kelapangan untuk pemberlakuan devşirme, diantaranya beberapa para petinggi yeniçeriHaseki (pejabat senior kerajaan) dan seorang kâtip (sekretaris). Selain mereka para pejabat daerah seperti gubernur dan hakim juga memiliki kewajiban dalam membantu kelancaran dalam pelaksanaan devşirme tersebut. Semua pejabat diwajibkan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Sultan dan Dewan Kerajaan. Apabila ada pejabat yang melanggar aturan, seperti menerima suap dan sebagainya, maka akan diberikan hukuman yang sangat berat. Dalam undang-undang devşirme tertulis dengan jelas kriteria anak yang akan direkrut serta aturan dalam pelaksanaannya. Menurut undang-undang tersebut kriteria anak yang akan direkrut adalah anaknya para pendeta, keluarga terpandang, anak yang paling sehat dari keluarga yang memiliki banyak anak dan sebagainya. Menurut undang-undang tersebut anak tunggal, anak pengembala, anak cacat, anak yang bersifat angkuh, anak yang rakus, anak yang memiliki postur terlalu pendek atau terlalu tinggi, anak yang sudah memiliki bakat dan keterampilan tertentu, anak orang muslim dan anaknya para pejabat Utsmani tidak masuk dalam kriteria anak yang akan direkrut. Tetapi pada masa Sultan Muhammad Al-fatih, perekrutan anak-anak muslim Bosnia diberlakukan atas permintahan ayah anak muslim tersebut. Dan anak-anak orang muslim tersebut setelah pendidikan hanya di tugaskan di Istana saja. Namun perekrutan anak muslim mulai di hapus sejak tahun 1573. Undang-undang devşirme juga menetapkan wilayah yang diberlakukan perekrutan.  Menurut undang-undang ini, khusus bagian Eropa, devşirme diberlakukan di wilayah Skopje, Stip (Makedonia), Samokov, Kyustendil (Bulgaria), Prizen (Kosovo), Korçë (Albania), Orestida (Yunani) serta beberapa wilayah Balkan lainnya. Untuk bagian Anatoliadevşirme diberlakukan di seluruh wilayah kecuali Istanbul, Bursa, Harput, Diyarbakır dan Erzurum. Dalam perekrutan ini anak-anak dari bangsa Rûm, Bosnia, Albania, Serbia, Bulgaria dan Kroasia lebih diutamakan. Sedangkan anak-anak dari bangsa Turki, Kurdi, Georgia, Roman dan Ajam tidak direkrut dalam sistem devşirme ini. Pada saat Pejabat pelaksana devşirme datang ke suatu tempat untuk perekrutan, pejabat setempat akan mengumumkan akan kedatangan mereka. Maka semua anak remaja yang masuk dalam kriteria akan di kumpulkan di kantor pusat kota. Daftar nama-nama anak tersebut bersumber dari buku catatan pembabtisan yang dipegang oleh pendeta setempat. Maka dari itu pendeta setempat dan para orang tua ikut hadir pada saat pelaksaan Devşirme. Setelah dilaksanakan perekrutan, biodata lengkap anak yang telah di rekrut akan dicatat oleh kâtib (sekretaris) pada buku induk yang di kenal dengan nama Eşkâl Defteri. Setelah itu anak tersebut dipakaikan jubah merah. Kemudian dikirim ke Istanbul. Saat tiba di Istanbul anak-anak tersebut pertama dikhitan kemudian di berikan nama muslim seperti layaknya nama orang Turki. Anak-anak tersebut pun secara otomatis dibebaskan dari pajak perorangan. Setelah dibawa ke Istanbul semua anak-anak tersebut akan selalu dikontrol oleh Komandan yeniçeri (Infanteri). Adapun anak-anak yang akan ditugaskan sebagai pegawai dan prajurit istana, mereka akan dipilih langsung oleh Saray Ağası (Komandan Istana). Anak yang telah dipilih tersebut akan diberikan pendidikan dari tingkat dasar hingga pendidikan khusus di beberapa istana seperti istana Edirne, istana Galata dan istana Ibrahim Pasha. Setelah menyelesaikan pendidikanya dalam beberapa tahun, mereka langsung di tugaskan di Istana atau di berbagai kantor pemerintahan baik sebagai prajurit, maupun sebagai pegawai sipil. Adapun anak-anak yang akan ditugaskan di militer, pertama mereka yang berasal dari Eropa di kirim ke Anatolia dan begitu juga sebaliknya. Kemudian mereka akan dititipkan pada keluarga muslim dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dilakukan agar mereka lebih mengenal adat dan budaya Islam-Turki serta belajar bahasa Turki Utsmani. Setelah dianggapcukup, anak-anak tersebut di kirimkan kembali ke Istanbul, kemudian dititipkan di sekolah militer dasar yang bernama Acemi Ocağı. Anak-anak yang sedang belajar di sekolah tersebut dikenal dengan nama Acemi Oğlanı (Siswa Infanteri Muda). Anak-anak tersebut juga diberikan uang saku dengan jumlah tertentu selama pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikanya di Acemi Ocağı dalam beberapa tahun, mereka baru ditugaskan di berbagai markas militer sebagai pasukan yeniçeri baik di Istanbul, maupun di berbagai wilayah kekuasaan Utsmani. Secara umum, sistem devşirme bisa dikatakan sebuah sistem yang berhasil yang dijalankan oleh Pemerintah Utsmani. Sebab dari sisi sosial Pemerintah Utsmani telah menaikkan status sosial anak-anak yang di rekrut dari berbagai kalangan. Melalui sistem devşirme anak-anak tersebut mendapatkan kesempatan untuk berkarir di pemerintahan dari jabatan rendah setingkat prajurit hingga jabatan tinggi setingkat mentri dan jendral. Malah banyak di antara mereka yang berkarir hingga menjadi Sadrazam atau perdana mentri. Seperti Gedik Ahmad Pasha, Lala Muhammad Pasha, Sokullu Muhammad Pasha, Kara Murad Pasha, Kemankesh Mustafa Pasha dan beberapa perdana mentri lainnya. Dari sisi tatanan pemerintahan, perekrutan abdi negara melalui sistem devşirme telah mencegah terjadinya praktek nepotisme dalam pemerintahan. Sebab semua pejabat dari tingkat bawah hingga tinggi yang berasal dari perekrutan devşirme merupakan orang-orang yang telah diputuskan hubungan kekerabatan dari keluarganya sejak kecil. Dari segi keagamaan, ulama 4 mazhab memperbolehkan sistem devşirme ini. Sebab kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa bela negara merupakan kewajiban bagi setiap warga negara yang memiki fisik yang sehat. Maka dari itu warga non-muslim yang memiliki fisik yang kuat serta yang tidak ikut tugas membela negara akan dikenakan pajak perorang. Oleh karena itu sistem devşirme merupakan bagian dari program bela negara, yang mana sebagai gantinya setiap anak yang direkrut akan di bebaskan dari pajak perorangan. Banyak Orientalis mempermasalahkan tentang pengislaman dan pengkhitanan anak-anak yang di rekrut melalui program devşirme tersebut. Dengan berpegang pada hadis yang menyatakan ‘”bahwa setiap anak yang lahir adalah dalam keadaan suci, maka orang tua merekalah yang menjadikan mereka Nasrani dan Yahudi’”, para Ulama Utsmani berpendapat bahwa pengislaman mereka bukanlah suatu kezaliman, karena anak-anak yang direkrut masih berusia remaja yang berusia belasan tahun dan belum masuk usia baligh. Sebagaimana usia baligh anak laki-laki menurut mazhab hanafi yaitu usia 18 tahun. Seiring  timbulnya permasalahan pada perekrutan devşirme serta terjadinya beberapa pemberontakan yang digencarkan oleh pasukan yeniçeri (Infanteri) pada abad ke 17, maka perekrutan prajurit melalui sistem devşirme mulai jarang dilaksanakan. Salah seorang sejarawan Utsmani yang bernama Ahmad Cevad Pasha menyatakan bahwa sistem devşirme terakhir diberlakukan pada pertengahan abad ke 18, yaitu tepatnya pada tahun 1751.

Daftar Pustaka          

Cevad, Ahmed. Târîh-i Askerî-i Osmânî, İstanbul 1297 H, I, 179-183. Karamuk, Gümeç. ”Devşirmelerin Hukuki Durumları Üzerine”,  Söğüt’ten İstanbul’a :      Osmanlı Devleti’nin Kuruluşu Üzerine Tartışmalar, ed. Oktay Özel – Mehmet Öz,      Ankara, İmge Kitap Evi, 2000, s. 555-572. Özcan, Abdülkadir. ”Devşirme”, Türkiye Diyanet Vakfı İslâm Ansiklopedisi (DİA) (Ankara:          Türkiye Diyanet Vakfı, 1994), c. IX, s. 254-257. Vryonis Jr, Speros. ”Selçuklu Gulamı ve Osmanlı Devşirmesi”,  Söğüt’ten İstanbul’a :       Osmanlı Devleti’nin Kuruluşu Üzerine Tartışmalar, ed. Oktay Özel – Mehmet Öz,      Ankara, İmge Kitap Evi, 2000, s. 517-554.

Artikel Terbaru

Artikel Terkait